Bisa mendapat uang Rp600.000 dari penjualan koran bekas alas shalat Id.
Menurut I Gede Wirtha, pemulung, mengumpulkan koran bekas alas untuk shalat Idul Fitri 1 syawal 1433 Hijriyah di GOR Ngurah Rai, Kota Denpasar adalah rezeki bagi keluarganya.
"Ini berkah dan rezeki bagi keluarga saya. Karena dengan mengumpulkan koran bekas ini dalam hitungan sekejap mampu mengumpulkan sekitar 200 kilogram yang akan dijual ke pengepul," kata Wirtha, hari ini.
Menurut Wirtha, dari 1 kilogram koran bekas, ia bisa mendapat sekitar Rp3.000. Bila dikalikan 200 kilogram, maka ia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp600.000.
"Saya mengumpulkan untuk mendapat koran bekas usai shalat Id dibantu istri dan anak-anak di beberapa titik tempat shalat yang ada di seputaran Denpasar," kata pria asal Desa Antiga, Kabupaten Karangasem itu.
"Waktu awal-awal menjadi pemulung lebih mudah untuk mengumpulkan barang-barang bekas. Namun seiring perjalanan waktu, pekerja menjadi pemulung semakin ketat, sebab banyak ditekuni oleh warga dari Jawa. Persaingan cukup berat," ucapnya.
Karena itu, untuk mengumpulkan barang-barang bekas, pihaknya harus meluangkan waktu ekstra dan melibatkan istrinya dan keluarga.
Bagi Wirtha, pekerjaan ini mampu menghidupi keluarganya, di antaranya menyekolahkan anak-anak dan memenuhi kebutuhan keluarga.
"Ini pekerjaan yang menghasilkan duit untuk dapat menghidupi keluarga. Karena sebelumnya saya sempat jadi buruh tukang bangunan. Tapi pekerjaan itu kan tak tetap, sehingga pekerjaan itu juga ngak bisa nutupi keperluan keluarga. Namun sejak menjadi pemulung saya bisa memenuhi kebutuhan keluarga," kata lelaki yang sudah berprofesi sebagai pemulung sejak 20 tahun lalu ini.
Sumber:
http://www.beritasatu.com/berita-utama/66897-rezeki-di-balik-koran-bekas-alas-shalat-id.html